Sabtu, 31 Desember 2011

Tumis Pedas Jantung Pisang

Sembawa 31/12/2011  Sore tadi saya bingung mau masak sayur apa untuk dimakan malam nanti. Karena siang tadi ada adik main ke rumah sehingga sayur yang sedianya disiapkan sampai malam sudah ludes. Saya lihat di kulkas hanya ada jantung pisang kepok. Akhirnya saya putuskan bahan itu saja yang saya masak. Cara memasaknya sangat gampang. Saya akan menumis pedas jantung itu. Cara memasaknya sebagai berikut: 
 
Bersihkan jantung pisang dengan membuang kulit luar yang berwarna merah sampai kulit yang berwarna putih kelihatan. Kemudian belah 4 dan rebus sampai benar2 lembut. Lalu iris2 kecil dan agak tipis.
Siapkan irisan cabe rawit 20 butir, bawang merah 5 siung, bawang putih 3 siung, dan ikan teri secukupnya. Bawang dibuat banyak supaya rasanya sedap. Dan cabe untuk menambahkan rasa pedas.Ikan teri sebagai penambah lezatnya kuah.Jangan lupa irisan tomat. Disini saya hampir lupa memasukkan tomat.



Kemudian tumis teri terlebih dahulu,sampai terlihat garing.

Lalu secara berurutan masukkan bawang merah,bawang putih dan cabe rawit. Masak sampai baunya tercium harum.

Dilanjutkan dengan memasukkan irisan jantung pisang.

Aduk-aduk supaya bahan tercampur dengan baik.

Tambahkan garam dan sedikit penyedap rasa gurih. lebih enak jika memakai masako rasa ayam.

kemudian tambahkan air setengah gelas. Aduk dan biarkan bahan dan bumbu meresap kurang lebih 10 menit.
jreng..jreng...Sayur tumis pedas jantung pisang sudah masak dan siap untuk dihidangkan.    



" Setiap hal yang kita miliki jangan sia2kan keberadaannya, gunakan selayaknya ia digunakan". 
Perlu waktu yang sangat lama saya bisa memahami makna pesan diatas. Makna kalimat tersebut sangat dalam, bukan hanya diterapkan dalam dunia memasak. Saya merasa beruntung mendapatkan kalimat tersebut selama saya masih hidup.Hanya sedikit orang yang mampu meperlakukan manusia selayaknya manusia (ft)

Selasa, 27 Desember 2011

Dapur My Mom

Ini foto ibu yang rencananya mau dikirim untuk undian kecap ABC BlackGold. Dengan bahan kecap bukan gula merah, ibu  bisa memasak tempe bacem. Kira2 begitulah temanya. Tapi karena waktu pengiriman foto, adek saya ada kerjaan lain maka hal ini terlupakan hingga baras akhir pengiriman. Gagal deh ikutan masuk Televisi. Hahaha...
Rak bumbu yang sederhana, mulai dari gula, terasi, kecap, bawang goreng, asam jawa, jahe,kunyit, laos,sere,merica, garam dsb tempatnya ya disini.

Dapur yang sempit hanya muat 2 orang pada saat memasak.Namun selalu terjaga kebersihannya walaupun tidak higienis.

Soto ini sisa kemarin sore. Seperti orang Jepang saja ya, yang masih menyimpan makanan sisa dan kemudian dimakan lagi di lain hari. Sayang sih..mubazir..yang penting tetap disimpan dengan baik, pasti gizinya nggak hilang.masih adalah sisa2 nutrisinya...
Berkat soto sisa kemarin, saya bisa menulis diblog dengan ditemani semangkuk soto plus kopi  mocachino vanilla latte favorite ku. sllurrrpp..enak nye...


Pindang kepala baung laut ini adalah lauk favorite buatan ibu saya. Orang Palembang paling doyan nyeruput isi kepala ikan dibandingkan makan dagingnya. Sehingga,kepala ikan dimasak pindang,lalu dagingnya dibuat otak2 atau empek-empek. Wadaow..mantapzzz kali...
Tekwan buatan ibu memang sedap. Dagingnya terasa dan terjamin isinya Full, ada jamur kuping, irisan bengkoang, daun seledri, bihun,kecambah (mau yang panjang atau pendek tinggal milih),bawang goreng dan sambel cabe rawit.upss tak lupa jeruk dari tanaman ayah di halaman rumah. Makin mantabbb saja..

Ibu saya selalu memasak dalam porsi big alias buanyak. Orang yang pertama kali bertemu keluarga kami mungkin akan heran karena keliahatannya kerjaan kami hanya makan dan makan saja.Hahaha...itulah enaknya punya ibu yang rajin masak...asal ada bahan..hajar saja ..masak apapun dilakukan...hehe..



Jeruk lemon tea tanaman ayah. Kulit jeruk yang satu ini terlalu tebal. Tp airnya tetep saja banyak. Selalu berguna Untuk minuman dan penambah asem di masakan Ibu.


Palembang/27.12.2011 Ibu saya sangat menyukai aneka kuliner. Dari dapurnya yang kecil dan sempit mampu menyajikan beraneka masakan yang lezat terutama di lidah kami anak-anaknya. Sekarang ibu usianya sudah tidak muda lagi (bilang aja udah tua ya?  hihi...). Namun hobi dalam dunia masak memasak tidak pernah pudar. Walaupun sempat ngedrop mental  karena sakit yang tidak pernah diketahui namanya oleh dokter. Ibu harus menjalani diet ketat. Padahal, keluarga kami sangat menyukai makanan, mulai dari makanan cemilan sore dan pagi sampai pada makan besar di siang hari. Asupan makanan yang dimakan ibu saya harus dibatasi. Hal ini membuatnya sangat sedih sehingga keluarga kami harus mengurangi kegiatan masak memasak di dapur untuk menjaga perasaan ibu. Namun sekarang setelah lebih dari 1tahun, ibu akhirnya tidak lagi diet ketat. Hanya saja membatasi ( Sedikit..) makan dari yang biasanya. Misalnya 2 porsi mi goreng sekali santap, sekarang cukup 1 porsi dalam 3 hari sekali.  Sekarang kegiatan di dapur kecil keluarga kembali meriah.." Bersyukurlah atas hal-hal kecil yang mebuat dirimu bahagia...walau hanya sekedar menyeruput segelas kopi hangat"(Ft)

Kuliner natal



Siap disantap dengan cukanya
Liburan sekolah tahun 2011 ini bertepatan dengan libur natal. Saya pergi berlibur ke rumah ortu di kota Palembang. Hari ini kami membuat otak-otak ala chef Ade( adik saya). Bahan yang digunakan sama seperti membuat pempek adaan. Bedanya kalau otak2 dibungkus dengan daun pisang kemudian dipanggang sedangkan adaan hanya digoreng. Cukanya pun hanya menggunakan bawang putih, cabe merah, cuka dan gula pasir. Jadi warna cuka bukan coklat melainkan putih atau merah(karena cabe). Alat pemanggangnya menggunakan panggangan yang bs di letakkan diatas kompor gas. Jadi nggak repot2 bakar arang dulu. Zaman sekarang kan alat sudah banyak yang praktis, sehingga mempermudah dalam proses memasak kuliner apapun. Dulu kami menggunakan panggangan di luar rumah, tapi karena nggak mau membuat arangnya so gunakan saja alat yang praktis tersebut. Ini hasilnya, menarik bukan? dan rasanya maknyus...