Musim jengkol di halaman pondok kami. Tadinya Ayah menanam banyak sekali pohon jengkol di halaman. Namun semenjak kemarau panjang menyerang Indonesia beberapa tahun lalu, berimbas ke tanaman jengkol kesayangan Ayah tersebut. Pohon kering dan akhirnya ditebang. Tersisa hanya beberapa batang. Sekarang sudah mulai berbuah lagi. Dulu sempat mandek tak berproduksi. Hasilnya banyak dan bisa dijual. Kadang-kadang dimasak rendang, awet sampai seminggu. Permintaan jengkol biasanya dari kenalan kekuarga saja. Aneh memang orang Indonesia suka makanan makruh satu ini. Selain dimasak rendang, jengkol bisa dibuat lahang. Yaitu menyimpan jengkol tua ke dalam media pasir. Rasanya akan krenyes-krenyes tp aromanya..ampyyyuuuun lebih parah dari lalap jengkol muda. Siapkan saja pewangi toilet yang banyak. Kalau makan jengkol, jangan langsung minum kopi setelahnya. Bisa mengakibatkan tidak bisa pipis dan kandung kemih terasa sakit.
ltu penjaga pondok kami. mengambil jengkol agak sulit dikarenakan buah jengkol menempel di ujung dahan dan daun
tampak dekat buah jengkol tua. tanda2 jengkol tua terlihat dari besarnya benjolan bulir2 jengkol tersebut.
setelah dikupas, saya mengambil untuk dimasak. ini jengkol sedang di rebus sampai empuk. setelah empuk, jengkol dipenyetkan dengan menggunakan batu gilingan agar setelah direndang nanti jengkol mudah digigit dan teksturnya empuk
bumbu yang digunakan yaitu bawang merah, bawang putih, cabai merah, laos, jahe, kunyit, sereh dan bumbu rendang bubuk. haluskan.